Sabtu, 29 September 2012

Ternyata Temanku Pengemis


By: Siti Azzahra (kelas V Arrayyan SDIT Cahaya Hati, 3 Maret 2012)
Hai, perkenalkan namaku Monica. Aku punya teman bernama Ivy. Aku akan menceritakan kisahku dengan Ivy.
Senin pagi, aku segera bangun dan melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat subuh aku langsung mandi, mengganti bajuku dan sarapan. Setelah aku selesai sarapan, aku segera berangkat ke sekolah.
Sampai di sekolah aku segera menemui Ivy.
“Ivy…” sorakku di gerbang kelas
“Iya” jawab Ivy. Aku segera menemui Ivy dan mengajaknya ke kelas. Setelah itu aku langsung ke lapangan upacara dan mengikuti upacara.
45 menit berlalu, upacara selesai. Aku dan Ivy ke kelas. Pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia. Kami berdua mengikuti pelajaran dengan baik.
1 jam berlalu. Bel telah berbunyi. Saatnya anak2 SDIT Cahaya Hati istirahat. Aku dan Ivy ke kantin. Karena uang jajan Ivy sedikit, aku segera melanjakan Ivy. Seusai kami makan di kantin, aku dan Ivy bermain kejar-kejaran. Dan beberapa menit berlalu, bel berbunyi. Aku dan Ivy masuk ke kelas mengikuti pelajaran.
1 jam berlalu, aku dan Ivy segera pulang. Aku ingin mengantarkan Ivy pulang dan ia menolaknya
“Ivy…ayo pulang” ajakku
“Tidak usah. Aku bisa sendiri” tolak Ivy
Ya sudah. Aku menerima keputusan Ivy. Aku segera pulang ke rumah.

Esoknya…
Aku pergi ke sekolah. Aku segera mencari Ivy. Dan Ivy tidak bertemu. Aku langsung bertanya kepada guru dan guru menjawab tidak tahu.
Beberapa jam berlalu. Aku langsung menaiki mobilku. Dan dipersimpangan lampu merah, aku melihat sosok yang mirip Ivy. Aku segera turun dan orang itu lari. Aku terus mengejarnya sampai gubuk. Ternyata itu benar Ivy. Dan aku menemui Ivy. Ivy menangis.
“Maaf Monica. Aku tidak bisa sekolah lagi. Keluargaku tidak mampu. Pulang sekolah aku langsung melakukan ini” kata Ivu menangis
“Kenapa? Kamu tidak punya biaya? Aku bayarin kok” kataku
“Tidak usah. Aku tak mau merepotkanmu. Dan kirim sepucuk suratku untuk bu guru” kata Ivy
Aku segera mengambil surat itu. Aku berlari kencang dan menangis.
“Ivy…sangat malang nasibmu” batinku dalam hatio menangis.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar