Rabu, 26 September 2012

Surat Rahasia Felisa


By : Adila kelas 4 Arrahmah SDIT Cahaya Hati Bukittinggi
            


Felisa adalah seorang anak yang baik. Ia sangat suka mengucapkan kata terimakasih. Ia tidak mau mencurahkan isi hatinya kepada orang lain. Bahkan kepada ibu atau kembarannya. Ayah Felisa sudah meninggal sejak ia kecil. Felisa merasa umurnya tidak panjang. Diapun membuat surat yang ia simpan di laci meja kamarnya. Inilah surat-surat itu :

Surat pertama
Dari : Felisa
Untuk Bunda tercinta
           Bunda maafkan Felisa kalau berbuat salah kepada bunda. Bunda adalah bunda terbaik dalam  hidup Felisa. Felisa merasa umur Felisa tidak panjang lagi. Felisa tidak tahu, akankah Felisa meninggalkan dunia ini. Tapi jika bunda membaca surat ini. Felisa meminta maaf sebesar-besarnya. Terimakasih atas kasih sayang bunda selama ini.
                                                                                    Sayang selalu untuk Bunda

                                                                                    Felisa Nuraini
 
Surat kedua
Dari Felisa
Untuk kembaranku Gelisa
Gelisa kamu pendamping hidupku. Kamu mencurahkan segala isi hatimu kepadaku. Tapi maafkan aku, aku tidak dapat sepertimu, aku tidak dapat mencurahkan semua isi hatiku kepadamu.   Maafkan diriku ini bila telah menyinggung perasaanmu. Aku hanya bisa curhat dalam surat ini.
Gelisa saudaraku... Aku merasa umurku pendek. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat surat ini. Sebelum aku menutup surat ini aku akan menulis sebuah kalimat ini, Jangan pernah kamu lupakan kalimat ini, Gelisa jangan pernah lupakan aku, walaupun aku sudah tidak ada di dunia ini. Aku akan selalu merindukanmu Gelisa.
                                                                                    Felisa Nuraini

                                                                          
                                                                                            
Surat ketiga
Untuk nenek
Dari Felisa
Nek, nenek adalah pengganti orang tuaku. Jika orang tuaku tidak ada, nenek selalu menemaniku. Maaf nek, aku terlalu cepat pergi...
Felisa Nuraini 
                                                                                   
                                                                              

Surat keempat
Untuk guruku
Dari Felisa
Ustadz dan ustadzah yang mengajariku selama di SDIT Cahaya Islam. Maaf jika aku berbuat salah/menjengkelkanmu. Khususnya untuk ustadz Taufiq, ustadz Usman, ustadzah Efrika, ustadzah Khaira, ustadzah Dewila dan ustadzah Astira.
Terima kasih atas semua pelajaran yang engkau berikan padaku. Sekali lagi terima kasih.
                                                                                    Felisa Nuraini 
                                                                                   
                                                                                   
Surat kelima
Untuk teman-temanku
Dari Felisa
Teman-teman, aku akan selalu merindukan kalian. Kapanpun..... sejak aku menulis cerita “The Magic in Friendship”. Kalian tak hentinya menyemangatiku, sampai ceritaku diterbitkan. Kalian selalu menyemangatiku untuk membuat cerita kembali.
Maafkan kalau aku harus meninggalkan kalian, karena buku keempatku belum selesai. Walaupun aku sudah menyelesaikan tiga buku yaitu : Magic in Frienship, Kembar yang Serasi dan Kenangan Terindah. Maafkan aku....

                                                                                    Felisa Nuraini

                                       
Surat keenam
Surat Pribadiku Untuk Tuhan
Ya Tuhan, biarlah kau ambil nyawaku begitu cepat, walau umurku masih 10 tahun. Ku ingin Engkau terima amalku. Nyawaku itu kehendak-Mu.
Tapi aku juga tidak tega, melihat semua orang menangis karena kepergianku. Kumohon ampuni dosaku. Mungkin memang umurku pendek. Aku menyadari itu.
Wahai Tuhan, janganlah ini terjadi pada Gelisa. Dia orang yang sangat baik di hidupku.
Tuhan terima kasih atas nikmat-Mu. Terima kasih engkau telah memberiku kecukupan hidup dengan orang-orang yang menyayangiku, terima kasih...
                                                                                   
Felisa Nuraini

            Saat asyik menulis surat itu, air mata Felisa berlinang. “Kreeeek!” terdengar orang membuka pintu kamarnya. Felisa langsung menyembunyikan surat itu. Tapi air matanya tidak bisa ditahan.
            “Fel, kok nangis sih?” tanya Gelisa sambil mendekati Felisa.
            “Ngaak kok Gel, kemasukan asap” jawab Felisa berbohong.
            “Tapi masak sih di kamar kita ada asap? Aku mohon sekarang kamu curhat!” Mohon Gelisa. Felilsa hanya tertunduk diam. Gelisa terus saja memohon.
            Satu bulan berlalu, Felisa merasakan kepalanya pusiiiii..ng terus-menerus tiada henti. Kemudian ibu dan aku (Gelisa) membawa Felisa  ke rumah sakit. Setelah diperiksa dokter, ternyata Felisa mengidap kanker otak. Empat hari setelah itu Felisa meninggal. Beberapa lama setelah Felisa meninggal. Tanpa sengaja aku (Gelisa) membuka laci belajar Felisa. Aku melihat sebuah buku diari, ketika aku membukanya terdapat enam buah amplop surat, kemudian aku membuka amplop itu dan membaca satu persatu surat itu. Air mataku pun mengalir....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar