By: Siti Azzahra (kelas V Arrayyan SDIT Cahaya
Hati, 3 Maret 2012)
Hai, perkenalkan
namaku Monica. Aku punya teman bernama Ivy. Aku akan menceritakan kisahku
dengan Ivy.
Senin pagi, aku
segera bangun dan melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat subuh aku langsung
mandi, mengganti bajuku dan sarapan. Setelah aku selesai sarapan, aku segera
berangkat ke sekolah.
Sampai di sekolah
aku segera menemui Ivy.
“Ivy…” sorakku di
gerbang kelas
“Iya” jawab Ivy.
Aku segera menemui Ivy dan mengajaknya ke kelas. Setelah itu aku langsung ke
lapangan upacara dan mengikuti upacara.
45 menit berlalu,
upacara selesai. Aku dan Ivy ke kelas. Pelajaran pertama adalah Bahasa
Indonesia. Kami berdua mengikuti pelajaran dengan baik.
1 jam berlalu. Bel
telah berbunyi. Saatnya anak2 SDIT Cahaya Hati istirahat. Aku dan Ivy ke
kantin. Karena uang jajan Ivy sedikit, aku segera melanjakan Ivy. Seusai kami
makan di kantin, aku dan Ivy bermain kejar-kejaran. Dan beberapa menit berlalu,
bel berbunyi. Aku dan Ivy masuk ke kelas mengikuti pelajaran.
1 jam berlalu, aku
dan Ivy segera pulang. Aku ingin mengantarkan Ivy pulang dan ia menolaknya
“Ivy…ayo pulang”
ajakku
“Tidak usah. Aku
bisa sendiri” tolak Ivy
Ya sudah. Aku
menerima keputusan Ivy. Aku segera pulang ke rumah.
Esoknya…
Aku pergi ke
sekolah. Aku segera mencari Ivy. Dan Ivy tidak bertemu. Aku langsung bertanya
kepada guru dan guru menjawab tidak tahu.
Beberapa jam
berlalu. Aku langsung menaiki mobilku. Dan dipersimpangan lampu merah, aku
melihat sosok yang mirip Ivy. Aku segera turun dan orang itu lari. Aku terus
mengejarnya sampai gubuk. Ternyata itu benar Ivy. Dan aku menemui Ivy. Ivy menangis.
“Maaf Monica. Aku
tidak bisa sekolah lagi. Keluargaku tidak mampu. Pulang sekolah aku langsung
melakukan ini” kata Ivu menangis
“Kenapa? Kamu tidak
punya biaya? Aku bayarin kok” kataku
“Tidak usah. Aku
tak mau merepotkanmu. Dan kirim sepucuk suratku untuk bu guru” kata Ivy
Aku segera
mengambil surat itu. Aku berlari kencang dan menangis.
“Ivy…sangat malang
nasibmu” batinku dalam hatio menangis.
***