Kamis, 27 September 2012

SAHABATKU


By : Farah Sahira Andina ( VI Arrahmah SDIT Cahaya Hati Bukittinggi )

Elizabeth adalah sahabatku. Ia berasal dari negeri asing, yaitu Inggris. Ia akan tinggal di Indonesia selama tiga tahun. Aku memanggilnya dengan Liza. Karena seringnya aku ribet memanggilnya dengan Liza, Liza dan Liza, akhirnya ku ubah jadi Lisa. Dan Elizabeth pun tidak keberatan dengan panggilan itu.
          Persahabatan ini dimulai ketika aku berttemu dengannya di toko baju. Waktu itu, Lisa tak sengaja menyenggolku sehingga dompetku terjatuh.
          “ Maafkan saya, saya tidak sengaja”, kata Lisa memohon sambil menunduk
          “ Tidak apa-apa” kataku sambil mengambil dompetku yang terjatuh.
          “O,ya nama kamu siapa?” tanyaku sambil tersenyum.
          “ Elizabeth, kamu?” tanya Lisa balik
          “ Namaku Caroline. Eh,ngomong-gomong, kamu lapar nggak? Kita makan di cafe yuk!” ajakku. Begitulah sifatku, apabila berkenanlan dengan orang baru aku akan cepat akrab. Walaupun sepertinya dia agak ragu, dia pun tetap menyetujui.Setibanya di cafe,
          “Kamu mau pesan apa?” tanyaku pada Lisa.
          “Sama dengan kamu saja deh.” Jawabnya kikuk.
          “Ok, deh. Mbak pesan Spaghetti bolognice 2 dan ice lemon teanya 2 ya!” kataku pada pramusaji cafe. Dan diapun mengganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
          “Kamu dari negara mana sih?, dari rambut, dan warna kulitmu, kamu bukan orang Indonesiakan?” tanyaku dengan rasa ingin tahu.
          “Hmmm,... Aku dari Inggris” katanya pelan...
          “ Apa! Inggris! Waw....! Aku pengen banget ke sana!” seruku takjub.
          “ Dua spaghetti bolognice dan dua ice lemon teanya!” kata pramusaji yang tiba-tiba datang mengantarkan pesanan kami.
          “Terimakasih” kata Lisa.
Sebelum makan aku menyeruput ice lemon tea yang segar itu.
“Berapa lama kamu di Indonesia?” tanyaku dengan mulut belepotan saus spaghetti.
          “Hmm.... Mungkin sekitar tiga tahunlah!” jawab Lisa ang kemudian menyeruput ice lemon teanya.
“o, ya, kamu mau nggak jadi teman sahabatku?” tanyaku harap.
“Boleh. Aku juga belum punya teman di sini” jawab Lisa senang.
“ Nama kamu tadikan Elizabeth, boleh aku panggil Liza atau Lisa?” tanyaku, dan Lisapun mengganggukkan kepalnya tanda setuju.
“Wah, sudah jam tiga, nggak terasa ya?” kataku kaget.
          “Kita pulang yuk! Nanti malah kesorean lagi!” ajak Lisa. Akupun menggangguk.
          Aku segera membayar makanan kami dan kamipun segera pulang. Sepanjang jalan banyak hal yang kami ceritakan untuk mendekatkan hati. Kebetulan rumah Lisa juga tak jauh dari tempat tinggalku. Jadi sejak itu kami bersahabat karib. Bersahabat memang menyenangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar