Jumat, 28 September 2012

Impian Naya


Oleh: Adilla (kelas 4 Arrahmah SDIT Cahaya Hati, 24 Maret 2012)


Mentari menantiku untuk kembali menatap dunia. Aku masih ngantuk, tapi jika aku masih terlelap mentari akan marah padaku. Mataku yang setengah sayu kembali bangun menatap dunia. Aku menggigil kedinginan karena semalam tidur tanpa selimut. Hidupku memang kurang berada. Oh ya, kenalkan namaku Naya Salsabila. Biasa dipanggil Naya.
“Naya…cepat mandi nak, bantu ibu menjajakan kue” ibu setengah berteriak menyuruhku. Aku pun pergi ke kamar mandi
Aku masih semangat meniti hidupku yang berliku-liku ini. Tetapi aku sangat sebal mendengar kata sekolah. Kenapa? Teman-temanku yang bersekolah mengatakan sekolah itu mengasyikkan. Aku benci, kenapa aku tidak sekolah?
“Bu, ayo kita berangkat” ajakku
“Ayo…ternyata kamu sudah rapi ya” balas Ibu
“Ibu sekarang buat kue apa?” tanyaku
“Hanya gorengan” jawab Ibu
Mentari telah mencapai puncak panasnya di siang ini. Gorengan Ibu pun sudah laku terjual. Aku dan Ibu pulang ke rumah. Di rumah tanpak ayah yang sedang tidur. Ayah pekerjaannya menjadi montir. Tak salahkan kalau ayah tidur?
“Yah, bangun yah. Kita shalat zuhur yuuk” aku membangunkan ayah yang sedang terlelap
“Wah, anak ayah sudah pulang ya, yuk kita shalat zhuhur” jawab Ayah
Walaupun hari ini panasnya menyengat, hatiku tetap sejuk melakukan shalat zuhur bersama ibu dan ayah. Lama waktu tak terasa bagiku. Aku sudah bersiap untuk istirahat malam. Mataku berkejap-kejap. Kutatap dunia masih tetap gelap. Jam dinding menunjukkan pukul 01.30. Tetapi mataku tak bisa dipaksakan untuk tidur kembali.
Aku bingung apa yang harus kulakukan. Teringatku Ramadhan yang yang lalu. Ibu sempat menjelaskan tentang shalat tahajjud yang dilakukan tengah malam. Apa salahnya aku melaksanakan tahajjud?
Aku berwudhu. Shalat tahajjud pun kulakukan. Setelah menyelesaikan shalat tahajjud itu, aku menengadahkan tanganku. Aku berdoa kepada sang ilahi:
Ya Allah, aku ingin impianku terwujud. Aku ingin bersekolah. Aku tidak ingin disebut buta huruf. Ya Allah, aku memohon kabulkanlah doaku ini. Amiin ya rabbal ‘alamin” suaraku dalam doa agak terdengar sedikit parau.
Aku melipat sajadah hijauku. Aku bersyukur dibangunkan tengah malam untuk melaksanakan tahajjud. Semoga impianku terwujud. Amiin.. aku kembali terjun ke alam mimpi.
                                                                        ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar