By :
Adilla ( IV Arrahmah )
Suara kicau burung terdengar jelas
di telingaku. Matahari sudah masuk melalui celah-celah kamarku. Rasanya aku
ingin tidur kembali tapi kalau aku kembali memejamkan mata mentari akan marah
kepadaku. Akupun bangu.
Oh, ya kenalkan namaku Zittana
Salsabila, panggil saja aku Sabila. Aku mempunyai seorang adik laki-laki
namanya Umar. Aku memanggil orang tuaku dengan sebutan Abi dan Ummi. Sayangnya
Abi meninggal saat aku berumur 5 tahun.
“ Sabila! Ayo cepat shalat Subuh
nanti waktunya habis lo!” kata Ummi.
“Iya Ummi, Sabila udah mau shalat
subuh” jawabku sambil beranjak dari tempat tidurku.
Setelah
shalat Subuh aku mandi dan berpakaian. Aku memakai baju bertuliskan I Love
You Mother berwarna orange dan rok berwarna-warni orange dan kuning lengkap
dengan kerudung kuningku.
Aku turun ke lantai satu melalui
tangga. Hari ini, hari Minggu. Aku ingin kerumah sahabatku Zahira.
“Ummi, Sabila pergi ke rumah Zahira ya!”
kataku minta izin.
“Hati-hati ya!” pesan Ummi sembari
memberi uang Rp 5000,00.
Akupun
berjalan menuju rumah Zahira, aku menyanyi-nyanyi kecil menuju rumah sahabatku. Setibanya di rumah
Zahira,
“Assalamu’alaikum Zahira” salamku
“Wa’alaikumussalam” jawab Zahira dari dalam rumah
“Maaf Sabila, jangan ajak aku main
ya! Aku harus siap-siap!” sambung Zahira
“Kok gitu sih, emangnya kenapa?”
tanyaku
“Dua hari lagi kan hari Ibu” jawab
Zahira.
Aku kaget dan
spontan berbalik dan berlari secepat mungkin balik ke rumah.
Sesampainya di rumah,
“Umar ummi mana?” tanyaku kepada
Umar.
“Ummi kan kerjanya dokter jadi ya di
rumah sakit dong” jawab Umar.
“Fiuuuh” nafasku lega..
“Emangnya ada apa sih kak?” tanya
Umar.
Aku tidak memperdulikan pertanyaan
Umar dan aku langsung berlari ke kamarku. Akupun memecahlan celenganku. Setelah
aku hitung-hitung ternyata uangnya dua ratus tiga puluh tujuh ribu dua ratus
rupiah ( Rp 237.200 ).
Aku keluar dari kamar dan turun
melalui tangga kembali,
“Umar, jaga rumah sendiri ya! Kakak
mau pergi!” kataku.
“Ya, sip kak, masa anak sebesar Umar nggak bisa jaga rumah” kata Umar sambil membusungkan dada.Aku hanya
tertawa melihat tingkah laku adikku. Aku pun pergi meninggalkan rumah.
Saat sampai di pasar, aku bingung
ingin memberikan apa untuk ummi. Saking bingungnya aku lupa di mana aku
sekarang? Tiba-tiba ada seseorang menyenggolku,“Bruuuk” aku terjatuh, untung
aku terjatuh. Untung jatuhnya di keramik kataku di dalam hati.
Aku
melihat salah satu toko jilbab. Aku pun masuk ke dalam toko itu. Aku melihat
salah satu jilbab menarik.”mungkin ini bagus untuk Ummi” kataku melihat jilbab
berwarna ungu dan biru muda.
Aku
bertanya kepada salah seorang pelayan di toko,
“Mbak
mana yang bagus ya, yang ungu atau biru muda?” tanyaku.
“Dua-duanya
bagus dik” jawab pelayan itu.
Pelayan toko
itu kemudian mengajakku berbincang-bincang.
“Emangnya jilbab ini untuk siapa
ya?” tanya pelayan itu.
“Untuk ummi saya mbak” jawabku.
“Beli aja dua-duanya, saya akan
kasih diskon maksudnya tambahan yaitu bahan-bahan untuk membuat kartu ucapan
dan bahan untuk kue, kebetulan kami kerjasama dengan toko kue untuk pembeli
spesial hari Ibu” jelas pelayan itu.
“Mbak baik banget sih!” pujiku malu.
“Ini memang nggak biasanya, kamu
orang pertama yang mendapatkannya, karena sudah membelikan kado untuk orang
tuamu” pelayan itu balik memujiku, Sambil memberikan barang – barang
belanjaanku. Setelah itu akupun kembali pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, ternyata ummi
belum pulang. Aku membuat kartu ucapan terlebih dahulu. Aku tidak tahu apa itu
bagus atau tidak. Yang penting itu hasil karyaku sendiri.
Besoknya, aku membuat kue. Umar
tidak tahu karena dia asyik di depan TV. Aku tak sabar menunggu hari esok, hari
yang telah aku nantikan.
Besoknya ummi pulang agak lambat. Begitu
ummi masuk , aku langsung mematikan lampu dan menghidupkannya kembali.
“Ini untuk ummi!” seruku.
“Ummi kan nggak ulang tahun Sabila”
kata ummi tersenyum heran.
“Tapi sekarang kan hari Ibu”
ingatku.Sambil menyuapi ummi sepotong kue. Setelah itu ummi mebuka kado, ummi
membaca kartu ucapan dariku yang berisi,
Ummi adalah orang tua terbaik di bumi ini
Selamat Hari Ibu
Ummi Hebat
Zittana Sabila
|
“Terimakasih ya Sabila, Sabila
memang anak pintar, Sabila mau memecahkan celengan Sabila demi membelikan Ummi
hadiah” ucap ummi haru sambil memelukku.
Semoga
ini adalah hari Ibu terbaik dalam hidup Ummi” kataku dalam hati.