Rabu, 24 Desember 2014
Sejenak di Kelas Tahfizh Al Qur'an
Oleh : Ustadz Riyulasdi, S.Pd.I
Bel tanda masuk jam pelajaran pertama telah berbunyi. Aku segera melangkah menuju kelas 5 Arrahmah untuk mengajar Tahfizh Alquran. Ketika melangkah dari depan pintu kelas, seikhlas hati kuucapkan salam buat mereka. Tapi karena suasana belum kondusif, hanya beberapa orang saja yang menjawab. Tapi tak mengapa. Segera ku mulai dengan kata-kata khusus kepunyaan cahaya hati.
Bel tanda masuk jam pelajaran pertama telah berbunyi. Aku segera melangkah menuju kelas 5 Arrahmah untuk mengajar Tahfizh Alquran. Ketika melangkah dari depan pintu kelas, seikhlas hati kuucapkan salam buat mereka. Tapi karena suasana belum kondusif, hanya beberapa orang saja yang menjawab. Tapi tak mengapa. Segera ku mulai dengan kata-kata khusus kepunyaan cahaya hati.
"Anak cahaya hati ayo tertib!"
"Tertib" jawab beberapa orang
siswa
Kuulangi dan kuhitung aba-aba itu sampai semuanya
bisa menyatukan fokus.
"Bagaimana kabar antum pagi
ini?" Sapaku dengan semangat
"Alhamdulillah, lebih baik, luar
biasa, dahsyaaat, Allahu akbar" jawab mereka dengan serentak.
"Oke, anak-anak ustadz semuanya. Pagi yang
cerah ini Allah hadiahkan untuk kita semua. Moga keimanan di hati kita, kita
bisa menggunakan untuk belajar sebaik-baik belajar yaitu belajar tahfizh
Alquran" tuturku pada mereka seraya merangkul hati mereka.
"Perlu antum ketahui, bahwa menghafal itu
akan melalui dua tahapan. Pertama memindahkan alquran ke ingatan dan yang kedua
memindahkan alquran dari ingatan ke hati dan lidah. Ketika antum membaca
hafalan antum dengan masih mengingat-ngingat posisinya dan membayangkan
ayat-ayatnya, berarti hafalan antum masih diingatan. Tapi ketika antum sudah
bisa membacanya sudah tidak lagi mengingat-ngingat, berarti hafalan antum sudah
pindah ke lisan dan hati" kuulangi lagi motivasi yang sama pada
mereka. Bagi sebagian mereka mungkin itu sudah pembicaraan yang tak asing lagi.
" Baik anak-anak! Sepuluh menit kedepan
kita akan ziyadah dan melancarkan hafalan kita sendiri-sendiri tanpa boleh
bercerita dengan teman. Setelah itu kita akan lanjutkan dengan setoran"
instruksiku pada mereka.
Setelah itu kelas mulai riuh dengan suara mereka
menghafal. Menambah hafalan yang belum mereka hafal atau mengulang hafalan yang
hendak disetorkan. Membacanya berulang-ulang dan sambil sesekali memejamkan
mata, memindahkan Al Qur’an ke ingatan mereka.
10 menit telah berlalu...
" Abdul hamid..silahkan!"
Panggilku
Hamid datang dan segera menyetorkan hafalannya yang
sudah memasuki kelompok 2 Alhaaqqah. Pada ayat 19 ia terhenti.
" Baru sampai ayat 19 ustadz" ujar
Hamid
" Oke. Semangat Hamid" senyumku
" Selanjutnya, Abin" panggilku pada siswa
Abin yang sudah hampir merampungkan juz ke 4 dari
hafalannya datang menyetorkan surat Annajm.
" Wakam min malakin fissamaawaati laa
tughnii syafaa'atuhum syai aa..." Abin membacakan hafalannya yang
belum dikatakan lancar sampai ayat 31.
Setelah menghadiahkan senyum kusampaikan : " oke
Abin. Besok kelompok dua tuntas ya, dengan kesalahan maksimal sebanyak 3 kali"
"InsyaAllah ustadz" jawabnya
santun
Satu demi satu siswaku datang menyetorkan hafalan
mereka yang bervariasi ke hadapanku. Ada yang masih masih juz 29. Ada yang juz
28. Ada yang menyetor ulang satu juz. Ada yang setoran full satu surat.
Kejernihan hati mereka, menjadikan mereka mudah menghafal.
70 menit telah berlalu. Keasyikan bersama mereka
terlerai karena bel telah mengaung kembali.
"Oke
semuanya. Bagi yang belum setoran hari ini kita akan lanjutkan besok.
Persiapkan diri antum semaksimal mungkin untuk setoran esok hari"
kataku menutup pelajaran.Rabu, 07 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)