By: Shabrina Thifla Irfani
Namanya Fina. Dia anak yang
miskin. Setiap dia menginginkan sesuatu, pasti dia/orang tuanya tidak bisa
membelinya. Fina adalah anak yang pintar, rajin, tidak pernah putus asa dan
banyak teman. Fina adalah siswa kelas 3. Mungkin dia hafal nama siswa kelas 1
sampai 6.
Suatu hari…
“Wah bonekanya bagus. Kapan ya
aku membelinya?” katanya terkagum-kagum dengan boneka yang ada di etalase toko
Teddy Bear.
“Coba aku punya uang.
Ahaa…bagaimana kalau aku menabung” idenya
“Iya…aku akan menabung” pikirnya
Besok harinya…
“Eh Win, kemaren aku nampak Fina.
Dia terkagum-kagum sama boneka. Bagaimana kita sekelas buat iuran untuk boneka
itu. Lebihnya surprisenya. Kamu setuju?” kata Fika teman Fina kepada Wina.
“Teman-teman…selamat pagi” kata
Fina. Sekelas pun tidak menjawab.
“ teman-teman, kalian kenapa?
Kalian marah ya padaku?” kata Fina
Semuanya diam. Padahal ini hanya
kerjaan teman-teman Fina aja
…
“Eh teman-teman…uangnya udah
banyak, bagaimana kalo sekarang kita beli aja bonekanya, Surprisenya ntar kue
tar aja” kata Fika
“Setuju” kata teman-teman sekelas
kecuali Fina yang pergi ke perpustakaan.
Besoknya…
“Pagi teman-teman…”kata Fina.
Semua diam, tiba-tibaa
“Surprisee….” teriak anak-anak
kelas 3
“Oh, apa ini teman-teman?” tanya
Fina
“Surprise” kata Niko
Tiba-tiba Fika dan Wina memberi
boneka impian buat Fina.
“Terima kasih teman-teman atas
surprise dan boneka impianku. Ngomong-ngomong dari mana kalian tau boneka
impianku?” Kata Fina
“Waktu itu aku nampak kamu
terkagum-kagum dengan boneka itu. Lalu kami iuran. Lebih uangnya kami pakai
untuk surprisenya. Ini kami berikan untukmu karena kamu baik sama kita semua”
kata Fika mengomandoi.
“Terima kasih teman-teman” kata
Fina yang mengeluarkan air mata